A.
Pekerjaan dan waktu luang, B. Self Directed
A.
Pekerjaan dan waktu luang :
1. Nilai pekerjaan : Definisi
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
1.1 Apa yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar.
Kalian mungkin berkata bahwa apa yang orang cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada pekerja. Di ikuti dengan 2 tambahan jawaban dalam melakukan pekerjaan yang berarti disebut sebagai “kesempatan untuk menggunakan pikiran anda” dan “ hasil kerja yang anda bisa lihat”- memberikan 65-62% dari masing-masing pendapat para pekerja. Sementara upah yang bagus berada di urutan ke-5 dari peringkat “ yang diberikan oleh 62% pekerja). Pekerja berkerah-biru member banyak tekanan pada uang. Dan para professional member sedikit tekanan pada uang, dengan pekerja berkerah-putih berada diantara keduanya.
Hasil yang serupa ditemukan pada survey mahasiswa baru, pada kelas 8 ketika ditanya tingkat apa yang paling penting dalam kepuasan bekerja, 5 kriteria teratas secara menurun menajadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Menggunakan keahlian dan kemampuan. Berpeluang bagus dalam periklanan, masa depan yang terjamin, dan hasil yang nyata. Upah yang baik menempati urutan ke-8. Oenyda yang tidak kuliah memberikan respon yang serupa kecual mereka lebih memntingkan upah yang baik menempati posisi 8 (Bachman,Johnson,1979)
Responden pada survey psikologi hari ini termasuk kebanyakan dewasa alwal dan pekerja berpendidikan membuat perbedaan yang tajam antara apa yang merka suka tentang pekerjaan mereka dan apa pemikiran yang paling penting mengenai pekerjaan secara umum. seperti yang di ditunjukkan pada table 9.1. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang baru. Aktualisasi ini lebih pentung daripada uang. Ketika responden tertekan pada kabar apapun mereka akan menerima pekerjaan berupah lebih tinggi yang mana kurang menarik. Hampir 2/3 responden mengatakan tidak rela. Di lain pihak, hampir setengah (46%) dari responden tidak akan menerima pekerjaan yang lebih menarik jika upahnya kurang dari pekerjaan yang mereka miliki saat ini. Bagaimanapun, hampir kebanyakan responden (41%) ihklas untuk melakukan pertukaran, mereka yang setidaknya ikhlas untuk memtong upahnya adalah wanita yang sudah bercerai (55%), pria yang sudah menikah (49%), Janda (47%) dan perempuan yang hidup dengan seseorang (47%) (Renvick, Lawler,1976)
1.2 Fungsi psikologi dalam pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)
2. fase-fase identitas pekerjaan
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.
3. Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yg cocok
3.1 Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
Apa yang paling membuat anda tertarik. data atau sesuatu? pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai? tidak peduli berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda.
Apakah tes ketertarikan tersebut membantu anda membuat keputusan yang tepat pada pemilihan kerja? Semua tergantung dari bagaimana kita menggunakanya. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi, maka jawabanya akan negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil tersebut sebagai sebuah sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan bersikeras atau keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak faktor subjektif terlibat didalamnya. Tapi sudah itemukan bahwa apa yang membuat berhasil biasanya mendemonstrasikan lebih tinggi daripada rata-rata skor ketertarikan, sementara siapa yang akan keluar nanti biasanya lebih rendah daripada rata-rata skor (Shertzer,1981)
3.2 karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah. Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.
4. Menjelaskan kepuasaan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan.
4.1 Kepuasaan kerja
Menurut Hasibuan (2007) Kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja (job
statisfaction) karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja,
dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Sikap ini dicerminkan
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati
dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam
pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan,
peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka
menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya
daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting (1).
Robbins and Judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja
sebagai perasaan positive tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi
karakter-karakter pekerjaan tersebut (2). Senada dengan itu,
Noe,et. all (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan
yang menyenangkan sebagai hasil dari persepsi bahwa pekerjaannya
memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting (3). Selanjutnya Kinicki and
Kreitner (2005) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai respon sikap atau emosi
terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang. Definisi ini memberi arti
bahwa kepuasan kerja bukan suatu konsep tunggal. Lebih dari itu seseorang dapat
secara relative dipuaskan dengan satu aspek pekerjaannya dan dibuat tidak
puas dengan satu atau berbagai aspek (4). Dalam pandangan yang
hampir sama, Nelson and Quick (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja
adalah suatu kondisi emosional yang positif dan menyenangkan sebagai
hasil dari penilaian pekerjan atau pengalaman pekerjaan seseorang (5).
4.2 Penyesuaian diri dalam pekerjaan
Bentuk
penyesuaian ketiga yang perlu dilakukan adalah penyesuaian diri terhadap jenis
pekerjaan yang telah dipilihnya. Tak dapat dibantah lagi, bahwa faktor yang
paling mempengaruhi proses penyesuaian diri seseorang dengan pekerjaannya
adalah sikap pekerja itu sendiri. Havighurst, dalam studinya tentang sikap
pekerja terhadap pekerjaannya menyimpulkan bahwa ia dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori umum, yaitu:
1) Sikap
kerja yang menopang-masyarakat, pekerja yang bersikap menopang masyarakat dalam
dirinya kurang atau tidak berminat akan kerjanya dan hanya memperoleh sedikit
kepusan kerja. Orang yang seperti ini sering kali memandang pekerjaannya
sebagai beban yang berat dan tidak menyenangkan dan memandang hari depan hanya
agar cepat menjalani masa pensiun.
2) Sikap
kerja yang melibatkan ego, para pekerja yang dalam bekerja melibatkan ego,
biasanya memperoleh kepuasan pribadi yang lebih besar. Bagi beberapa orang,
bekerja merupakan dasar harga diri dan kebanggaan. Karena bekerja dianggap
sebagai suatu yang penting, dan mereka ketakutan apabila suatu saat ia dipaksa
untuk pensiun.
5. Menjelaskan bagaimana mengisi
waktu luang dengan cara positif.
Libur
panjang seperti saat ini membuat kita mempunyai banyak waktu luang dari
aktifitas keseharian kita. Namun sayangnya terkadang kita tidak dapat menikmati
dan memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga terkadang hari libur dan waktu
luang tersebut tidak pernah kita rasakan manfaatnya. Sebenarnya cara terbaik
dalam memanfaatkan waktu luang dihari libur adalah menikmati waktu dengan
hal-hal yang kita senangi. Tergantung apa yang bisa menjadi kesukaan dan hobby
yang tidak sempat kita lakukan karena padatnya aktifitas keseharian kita. Cara
agar kita merasakan nikmatnya waktu luang yang ada adalah sebisa mungkin
merelaksasi setiap kepenatan yang ada dikepala dan pikiran kita agar mampu
menyerap kembali energi positif yang dapat memberi semangat baru ketika kita
kembali dalam rutinitas kerja atau study kita.
Ada banyak cara dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak harus identik dengan jalan-jalan yang memaksa kita harus mengeluarkan uang. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mancing, kopdar bareng sahabat, main bulu tangkis, panjat gunung, wisata kealam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau bengong sendirian dikamar. Pada intinya setiap hal yang dapat merefresh pikiran kita adalah cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang yang ada. Kalau memang pada saat libur, kita tidak ingin menerima tamu ya bilang saja sama anggota keluarga yang lain agar tidak menerima tamu yang sedang mencari anda. Jangan memaksa sebuah aktifitas pengisi waktu luang yang sebenarnya tidak kita nikmati. Karena ironisnya hal inilah yang justru biasaya terjadi selama kita mempunyai hari libur kerja yaitu membuat janji dengan teman atau saudara untuk jalan-jalan, padahal yang sangat ingin anda lakukan pada saat memiliki waktu luang adalah sendirian dikamar sambil membaca novel atau majalah.
Yang menjadi sebuah pertanyaan disini adalah mengapa seseorang harus punya waktu libur dan harus tahu cara memanfaatkan waktu libur ? Sebuah lembaga psikologi pernah membuat sebuah penelitian tentang hasil produktifitas kerja seseorang yang dituntut dengan beban kerja yang super padat tanpa libur dengan seseorang yang mempunyai waktu libur. Ternyata seseorang yang terlalu dituntut untuk bekerja setiap hari tanpa waktu libur mempunyai produktifitas kerja yang rendah dibanding dengan seseorang yang dituntut bekerja keras namun diberi waktu untuk libur dari rutinitasnya. Namun yang menjadi persoalan adalah seseorang seringkali gagal dalam memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga seringkali ia berkata bosan dan jenuh dengan pekerjaannya.
Ada seseorang yang akan sangat marah jika dalam memanfaatkan waktu luangnya, ia diganggu oleh teman atau saudara yang berkunjung kerumahnya. Hal ini harus kita maklumi karena untuk mendapatkan sebuah hari libur pada jaman ini sangatlah sulit. Besarnya kebutuhan hidup dan tuntutan lain memaksa seseorang harus bekerja keras dan sedikit melupakan waktu luang. Karena itu jika ada kesempatan punya waktu luang itu dianggap sebuah kesempatan emas dalam memanjakan tubuh. Yang punya duit lebih, bisa memanfaatkan Spa atau Pijat relaksasi untuk mengendurkan urat-urat yang sudah mulai kaku atau sekedar rekreasi ketempat yang kita sukai. Karena itu cara memanfaatkan waktu luang yang paling baik untuk kita adalah tergantung dari hal apa yang bisa anda yakini membuat suasana lebih relax dan memberikan atmosfer baru dalam menghadapi kembali rutinitas keseharian kita masing-masing.
Ada banyak cara dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak harus identik dengan jalan-jalan yang memaksa kita harus mengeluarkan uang. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mancing, kopdar bareng sahabat, main bulu tangkis, panjat gunung, wisata kealam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau bengong sendirian dikamar. Pada intinya setiap hal yang dapat merefresh pikiran kita adalah cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang yang ada. Kalau memang pada saat libur, kita tidak ingin menerima tamu ya bilang saja sama anggota keluarga yang lain agar tidak menerima tamu yang sedang mencari anda. Jangan memaksa sebuah aktifitas pengisi waktu luang yang sebenarnya tidak kita nikmati. Karena ironisnya hal inilah yang justru biasaya terjadi selama kita mempunyai hari libur kerja yaitu membuat janji dengan teman atau saudara untuk jalan-jalan, padahal yang sangat ingin anda lakukan pada saat memiliki waktu luang adalah sendirian dikamar sambil membaca novel atau majalah.
Yang menjadi sebuah pertanyaan disini adalah mengapa seseorang harus punya waktu libur dan harus tahu cara memanfaatkan waktu libur ? Sebuah lembaga psikologi pernah membuat sebuah penelitian tentang hasil produktifitas kerja seseorang yang dituntut dengan beban kerja yang super padat tanpa libur dengan seseorang yang mempunyai waktu libur. Ternyata seseorang yang terlalu dituntut untuk bekerja setiap hari tanpa waktu libur mempunyai produktifitas kerja yang rendah dibanding dengan seseorang yang dituntut bekerja keras namun diberi waktu untuk libur dari rutinitasnya. Namun yang menjadi persoalan adalah seseorang seringkali gagal dalam memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga seringkali ia berkata bosan dan jenuh dengan pekerjaannya.
Ada seseorang yang akan sangat marah jika dalam memanfaatkan waktu luangnya, ia diganggu oleh teman atau saudara yang berkunjung kerumahnya. Hal ini harus kita maklumi karena untuk mendapatkan sebuah hari libur pada jaman ini sangatlah sulit. Besarnya kebutuhan hidup dan tuntutan lain memaksa seseorang harus bekerja keras dan sedikit melupakan waktu luang. Karena itu jika ada kesempatan punya waktu luang itu dianggap sebuah kesempatan emas dalam memanjakan tubuh. Yang punya duit lebih, bisa memanfaatkan Spa atau Pijat relaksasi untuk mengendurkan urat-urat yang sudah mulai kaku atau sekedar rekreasi ketempat yang kita sukai. Karena itu cara memanfaatkan waktu luang yang paling baik untuk kita adalah tergantung dari hal apa yang bisa anda yakini membuat suasana lebih relax dan memberikan atmosfer baru dalam menghadapi kembali rutinitas keseharian kita masing-masing.
B. Self
Directed.
1. Bagaimana
cara meningkatkan kontrol diri.
Mendasarkan
diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu
dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan
oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga
adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Bagaimana
cara menetapkan suatu tujuan.
Dimaksudkan
untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti
dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin
dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya,
cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan
mampu mengarahkan dirinya.
3.
Bagaimana cara menyusun konsekuensi
yang efektif ?
Pemahaman
dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan
mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan
oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas
motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
4.
Bagaimana menetapkan rencana
intervensi.
Membawa
perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman
nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual.
Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan
watak dan pembelajaran secara terencana.
5.
Apa yang dilakukan dalam proses
evaluasi?
Faktor
yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor
penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun
hasil pembelajaran.
DAFTRA
PUSTAKA
Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu
pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta:
Erlangga.
Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa
Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mappiare, Andi. 1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Sudjana,
D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah, Sejarah, Azas, Bandung Falah Production
Dart, Barry. 1997. Adult Learners’ Metacognitive Behavior in Higher Education.
dalam Adult Learning: a Reader. Edited by Sutherland, Peter. London: Kogan Page
Anonimus,